kepala judul

SELAMAT DATANG DI BLOG RANDA YUSA, DAPATKAN PENGETAHUAN BARU DAN SHARING ILMU

Kamis, 21 Maret 2013

Proposal rumah martabak


Proposal Kegiatan Rumah Martabak

BAB I Pendahuluan

A.    Latarbelakang

Dalam suatu pemasaran banyak sekali bentuk dan macam-macam aneka ragam makanan dari yang kecil hingga yang besar dan dari yang murah hingga sampai yang mahal. Dalam kebutuhan sehari-hari banyak sekali aktivitas yang dijalani oleh setiap orang. Dengan aktivitas yang semakin padat, membuat banyak orang membutuhkan asupan makanan tambahan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Makanan-makanan yang tersedia dipasaran saat ini memang sudah beragam, tetapi umumnya makanan tersebut bukanlah makanan khas Indonesia, serta harga yang ditawarkan juga kebanyakan terlalu mahal.

Salah satu makanan tradisional yang cukup sederhana, tetapi sangat cocok menjadi makanan konsumsi untuk malam hari, dan sekaligus merupakan makanan yang juga cukup istimewa adalah "Martabak".
Dengan pembuatan Martabak yang dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, tetapi lebih higienis, serta akan dijual dengan harga yang sangat terjangkau, maka tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat untuk membelinya.

Keberadaan Rumah Martabak sebagai salah satu makanan dengan rasa yang enak, nikmat, dan juga lezat memang telah dikenal dari masa kemasa, sehingga usaha ini memang layak dikembangkan menjadi salah satu usaha kuliner alternatif di Indonesia.Dengan hal tersebut, maka saya ingin membuat usaha makanan, yaitu usaha makanan "Rumah Martabak" untuk dikembangkan menjadi usaha besar agar masyarakat tidak akan pernah lupa dengan masakan khas Indonesia tersebut.

B.    Visi dan misi

Visi
o    Mempunyai daya tarik sehingga tidak ada keinginan untuk tidak berhenti berjuang mewujudkannya.
o    Harus realistis artinya ada kemungkinan untuk dicapai serta mempunyai daya antisipasi terhadap perubahan masa.


Misi
1.     Mendekatkan diri dengan tujuan/harapan yang diinginkan.
2.     Memanfaatkan kemampuannya.
3.     Membuat penerangan arah jalan hidupnya.
4.     Menciptakan power sewaktu mengalami kelesuan dan mempertahankan semangat sewaktu di puncak kesuksesan.



C.    Status usaha
Usaha baru dan berkembang untuk memenuhi permintakan pasar yang ada. Dimana salah satu makanan dengan rasa yang enak, nikmat, dan juga lezat memang telah dikenal dari masa kemasa, sehingga usaha ini memang layak dikembangkan menjadi salah satu usaha kuliner alternatif di Indonesia.

D.    Tujuan kegiatan

Tujuan membuka usaha ini yaitu:
1.      Potensi penghasilan yang tidak terbatas. Penghasilan yang kita peroleh tergantung dari kinerja dan usaha kita,karena kita adalah bosnya.
2.      Dapat memaksimalkan kemampuan yang kita miliki.Kemampuan berupa ide,kreatifitas, kelihaian menjual, negosiasi dan berkomunikasi maka gairah usaha kita akan berlipat ganda dan inilah yang akan mendatangkan hasil maksimal.
3.      Lebih bebas mengatur tritme ( irama ) kerja sendiri. Kita dapat mengatur sendiri waktu kerja kita, apalagi jika kantor usaha kita di rumah sendiri.
4.      Pengembangan sikap mental yang lebih mandiri. Kita dituntut untuk dapat bersikap mandiri dalam menjalankan usaha kita, mengambil keputusan secara tepat dan cepat.
5.      Kepuasan atas keberhasilan. Perasaan puas atas keberhsilan usaha merupakan salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk berbisnis. Hal ini menimbulkan motivasi tersendiri bagi banyak pengusaha sukses untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik
6.      Untuk membuka lapangan kerja.
7.      Mencari keuntungan/laba
8.      Menarik minat konsumen untuk merasakan masakan yang sudah cukup terkenal
9.      Mencapai target penjualan



Bab II
Metode Pelaksanaan
A.    Produk
Jenis produk yang akan kami buat adalah makanan terbuat dr adonan terigu, telur, gula, yg ditaburi bubuk kacang tanah, perasa dan cokelat, kemudian dipanggang dan dilipat.k


B.     Aspek Pasar
Dimana aspek pasarnya yaitu :
- Menganalisa potensi pasar
Dalam menjalankan usaha ini harus mengetahui potensi pasar yang dijalani agar usaha yang dijanali tersebut dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat (konsumen)
- Menentukan objek pasar
Dalam menjalankan usaha ini harus menentukan objek pasar dengan strategi yang mudah dijangkau masyarakat (konsumen)
- Menetapkan target / sasaran pasar
Dalam menjalankan usaha harus menetapkan target/sasaran pasar usaha dengan cara melihat perbedaanya agar lebih mudah dijangkau oleh pembeli dalam membelinya.
C.     Aspek Produksi
BAHAN KULIT :
Tepung terigu protein sedang 1500 gram
Gula pasir 400 gram
Vanili 1 sendok teh
garam secukupnya
Kuning telur 6 butir
Air 1950 ml
Soda kue 1,5 sendok teh

BAHAN ISI DAN OLESAN:
Gula pasir ± 100 gram, untuk taburan
Kacang tanah sangrai 100 gram, tumbuk kasar
Meses 100 gram
Susu kental manis 100 ml
Mentega/margarin 100 gram
Proses Produksi /cara membuat:
- Campur terigu, gula pasir, vanili, dan garam, aduk rata.Buat lubang di bagian tengah tepung, tambahkan kuning telur dan air sedi­kit demi sedikit sambil diuleni hingga rata dan kental ± 10 menit. Diamkan adonan selama 1-3 jam.
- Larutkan soda kue dengan 2 sendok makan air dan masukkan ke dalam adonan martabak manis sesaat sebelum adonan dicetak. Pa­naskan cetakan martabak manis di atas api sedang, lap hingga bersih.Tuang adonan martabak manis secukupnya, ratakan adonan hingga tepi cetakan.
- Masak hingga serat atau lubangnya terbentuk hingga kebagian tengah. Taburi gula pasir se­cukupnya, masak hingga gula mencair dan tepi kue kecokelatan.
- Taburkan bahan isi (kacang dan meses) se­suai selera.
- Tambahkan susu kental manis.
- Angkat dengan kape atau solet stainles stell dan letakkan diatas papan pemotong.
- Lipat membentuk 1/2 lingkaran, oles seluruh permukaannya dengan mentegaimargarin hingga rata.
- Potong sesuai selera dan sajikan.

D.    Aspek Keuangan
1. Apsek Modal
- bangunan                  Rp. 30.000.000,-
- peralatan                   Rp. 20.000.000,
- perlengkapan             Rp.10.000.000,-
-wajan                         Rp. 20.000.000,-

- Bahan Baku

1. Terigu 2 kg              Rp 14.000
2. Telur 1 kg                Rp 12.000
3. Gula Pasir 1 Kg       Rp 10.000
4. Air                           Rp-
5. Garam                     Rp  2.000
6. Soda kue                 Rp  3.000
7. Blue Band               Rp  5.000
8. Pewarna kuning      Rp  3.000
9. Fermipan                 Rp  3.000
                                    ----------
                                    Rp. 53.000

- Bahan Taburan
1. Kacang tanah 1/2 kg           Rp  5.000
2. Meises                     Rp  5.000
3. Keju                                    Rp 11.000
4. Susu kental manis   Rp  7.000
5. Wijen                       Rp  5.000
                                    -----------
                                    33.000
- Modal
bagunan+peralatan+perlengkapan+Bahan baku + Bahan taburan + Bahan baku tambahan + Ongkos angkut=
 Rp50.000.000 + Rp20.000.000 + Rp 10.000.000+ Rp 53.000 + Rp 33.000 + Rp 25.000 + Rp 2000  = Rp 80.113.000,-

BAB III
Target Luaran

3.1 Target Produk
            Kriteria martabak ini memiliki kelayakan  bersih dan sehat dari dinas kesehatan,secara fisik dan rasa.
            Makanan  yang kami produksi terbebas daru partikel-partikel kecil yanng berbahaya ,dengan proses produksi yang sangat steril kadar bakteri dapat berkurang dalam waktu yang singkat.makanan yang dihasilkan cukup terjaga karena disuply langsung dari proses produksinya
            Kuantitas makanan yang kami produksi sesuai dengan seberapa besar permintaan konsumen setiap hari nya,kami mengharapkan target per hari 60 dapat tercapai dengan memberikan bonus atau pelayanan yang sangat baik agar konsumen menjadi langganan pada usaha yang kami dirikan

3.2 Target konsumen
            Pasar sasaran yang kami tuju adalah masyarakat sekitar dan sebagainya.

3.3 Target Pendapatan
            Target penjualan 60  perhari
ü  Biaya listrik                                                     =Rp.  100.000/bulan
ü  Kotak (10 pack X Rp 32.000)                                    = Rp.  320.000/bulan
ü  Tisue(30 pack X Rp 2000)                              = Rp.    60.000/bulan
ü  Gaji karyawan (6 X @ 600.000)                     = Rp.3.600.000/bulan
ü  air/bulan                                                          = Rp    600.000/bulan
= Rp 4.200.000 /bulan
Dengan asumsi Harga Rp 14.000/perkotak martabak,maka pendapatan yang akn diperoleh adalah
=Rp 14.000 X 60/ per kotak=Rp  8.400.000
Modal yang diperlukan Rp.4.200.000
Laba bersi yang diperoleh = Rp 8.400.000 - Rp.4.200.000
                                           = Rp  4.200.000



Bab IV organisasi perusahan
A.    Personil dan tugasnya:
Dalam melakukan usaha tersebut  Ada 5 orang personil dan tugasnya yaitu:
1.      Pungky  suryamarga sari         : Pemilik Berserta Karyawan
2.      Putri aulia                                : Pemilik Berserta Karyawan
3.      Puput wijaya                           : Pemilik Berserta Karyawan
4.      Randa yusa                             : Pemilik Berserta Karyawan
5.      Rahmad raflialdi                     : Pemilik Berserta Karyawan
B.     Pendamping
Adapun dalam melakukan usaha ini kami didamping oleh :
-      Reni yuliviona, SE,MM.



BAB V
Potensi Khusus
5.1 Peluang Komersial
            Lokasi dan pelayanan usaha rumah martabak berdampak pada tingginya persaingan ,oleh karena itu faktor lokasi perlu ditetapakn dengan matang dan kualitas pelayanan perlu ditingkatkan .
            karena apabila lokasi yang strategis dapat memberikan peluang keuntungan yang yang menjanjikan,target akan dapat tercapai dan pemasaran akan berjalan dengan lancar,begitu juga dengan pelayanan kepada konsumen,apabila pelayanan sangat baik akam membuat konsumen puas dengan usaha ini.

5.2 Peluang Patent/Haki
            Pelaksanaan usaha rumah martabak dalam kaitan nya dengan perlindungan hukum bagi konsumen suatu makanan,harus ada kesadaran produsen untuk memninta izin usaha serta mematuhi perundang-undangan yang berlaku,
            Usaha ini harus memiliki surat rekomendaris dari uji makanan dari laboratorium dinas kesehatan dan sesuai denag izin dan tempat usaha, hal ini juga berfungsi untuk meyakinkan konsumen bahwa Martabak dan aman untuk dikonsumsi

5.3 Peluang Legalitas
            Perizinan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan perkembangan usaha
ü  surat izin tempat usaha
ü  surat izin perdagangan
ü  surat izin dari dinas kesehatan
ü  suarat izin perindustrian


5.4 Analisa Swot
Setiap kegiatan untuk memulai usaha, maka hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengukur kemampuan saya terhadap lingkungan atau pesaing, yaitu melalui analisis SWOT:

1. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan dari produk ini adalah:
Menjual produk untuk semua kalangan masyarakat
1 (satu) produk terdiri dari beberapa macam bentuk dan rasa
Bahan produk yang terjamin dan higienis

2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dari produk ini adalah:
Tidak tahan lama
Produknya mudah ditiru

3. Opportunity (Peluang)
Tempat Strategis
Fasilitas yang cukup memadai

4. Threath (Ancaman)
Adanya pesaing yang menjual produk dengan harga yang lebih murah

5.5  Analisa 4P
1. Product (Produk)
Produk yang dijual adalah " Rumah Martabak " yang merupakan makanan selingan sehari-hari
2. Price (Harga)
Harga perporsi Rp 14.000 karena harga ini sangat terjangkau dan relatif murah
3. Promotion (Promosi)
Dalam melakukan promosi produk ini dengan menyebarkan brosur kepada masyarakat dan dilakukan masa promosi pada setiap pembelian 1 paket dengan isi 5 porsi akan memberikan diskon 10% dari harga tersebut.
5. Place (Tempat)
Tempat:
jalan jhoni anwar no 30


VI. Penutup 
Harapan saya untuk produk " Rumah Martabak " Adalah supaya produk ini bisa lebih berkembang dan maju. Disamping itu, saya mengharapkan supaya produk makanan ini tidak berkurang, karena produk ini sangat bagus dan berkualitas.


Denah Lokasi



Simpang tinju
jati
Jln Jhomi awar / lapai
Khatib
siteba
 













Lembaran pegesahan
Rumah Martabak
Disusun oleh:
Kelompok 6

Nama anggota:
1.      Pungky  suryamarga sari         (1030072)
2.      Putri aulia                                (1030074)                               
3.      Puput wijaya                           (1030073)
4.      Randa yusa                             (1030077)
5.      Rahmad raflialdi                     (1030076)




Padang, 26 desembar 2012

Mengetahui
      Dosen pembimbing


(Reni yuliviona, SE,MM.)


Jumat, 28 Desember 2012



1.      Pengertian
Setelah kita membahas tentang seleksi dan penempatan serta diadakan pelatihan dan pengembangan. Pada bab ini kita akan membahas tentang proses interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya atau pengaruh timbale balik dari berbagai kondisi kerja dengan tenaga kerjanya dan rancangan pekerjaan (meliputi peralatan kerja, prosedur kerja), rancangan ruang kerja yang disesuaikan dengan keterampilan dan keterbatasan manusia atau tenaga kerja. Ancangan di atas dikenal dengan psikologi kerekayasaan.
Menurut Chapanis, psikologi kerekayasaan terutama memperhatikan penemuan dan penerapan informasi tentang perilaku manusia dalam kaitannya dengan mesin-mesin, peralatan, pekerjaan dan lingkungan kerja.
Tujuan kita mempelajari psikologi kerekayasaan ini adalah supaya kita mengetahui bagaimana rancangan dari peralatan, tugas-tugas, tempat kerja, lingkungan kerja, dikondisikan sedemikian rupa sehingga menunjang kemampuan dan keterbatasan tenaga kerja.
Psikologi kerekayasaan memandang tenaga kerja sebagai suatu konstanta psikologis dan biologis yang mempunyai kecakapan dan keterbatasan-keterbatasan karena pembawaan.

2.      Pendahulu Psikologi Kerekayasaan
a)      Manajemen ilmiah, Frederick w. Taylor yang menekankan efisiensi dalam melaksanakan tugas pekerjaannya yang membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan fungsi anggota badan. Contohnya: dibuat sekop-sekop untuk tenaga bangunan
b)      Analisis waktu dan gerak, Golbert. Menganalisa gerak tangan dan lengan dari tukang pasang batu tenbok untuk mengurangi “gerak yang tidak perlu”
c)      Kondisi kerja (eksperimen tentang lingkungan kerja fisik), untuk mengetahui efek pencahayaan terhadap produktifitas

3.      Kondisi Kerja
3.1  kondisi kerja fisik
Lingkungan kerja fisik mencakup setiap hal dari fasilitas parkir diluar gedung sampai lokasi dan rancangan gedung sampai jumlah cahaya dan suara yang menimpa meja kerja atau ruang kerja seorang tenaga kerja.
Contohnya: lapangan parkir yang sempit  dapat menimbulkan kejengkelan tenaga kerja dan tamu perusahaan dan terbawa pada pekerjaannya sehingga dapat merugikan perusahaan. Lalu lokasi kerja yang jauh menyebabkan ketidakdisiplinan kerja dan turunya produktifitas.

a)      Iluminasi (penerangan)
Yang harus diperhatikan dalam iluminasi adalah kadar cahaya, distribusi cahaya dan sinar yang menyilaukan. Kadar cahaya tergantung kebutuhan pekerjaan yang sedang dilakukan
Distribusi cahaya yang ideal pada ruang kerja adalah jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual, (kadar cahaya yang lebih besar dari daerah yang mengelilinginya akan menyebabkan kelelahan mata setelah jangka waktu tertentu, sinar yang menyilaukan dapat ditimbulkan dari sumber cahayanya sendiri dan dari barang-barang yang memiliki pemantulan sinar yang tinggi). Penelitian menunjukkan bahwa silau mneimbulkan kesalahan dalam kerja rinci selama waktu 20 menit, selain itu sialu menyebabkan ketegangan dan mengaburkan pandangan.

b)      Warna
Warna erat kaitannya dengan iluminasi yaitu penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja.
Warna
Efek jarak
Efek suhu
Efek psikis
Biru
Jauh
Sejuk
Menenangkan
Hijau
Jauh
Sangat sejuk
Sangat menenangkan
Merah
Dekat
Panas
Sangat mengganggu
Orange
Sangat dekat
Sangat panas
 merangsang

c)      Bising
Bising dapat menyebabkan kita mudah marah, gelisah, tidak bisa tidur, tingkat-tingkat kebisingan suara tertentu dapat menyebabkan ancaman bagi pendengaran. Tingkat-tingkat kebisingan tertentu dapat menimbulkan kehilangan pendengaran secara sementara tetapi dapat pula menimbulkan kehilangan pendengaran secara permanent.
Satuan dasar untuk mengukur tinggak kebisingan itu adalah decibel (db), akibat yang ditimbulkan dari tinggat kebisingan yang tinggi adalah
·         Timbulnya perubahan fisiologis, bising pada 95-110 desibel, menyebabkan penciutan pembuluh darah, perubahan detak jantung atau sakit jantung dan dapat meningkatkan ketegangan otot.
·         Adanya dampak psikologis, bising dapat mengganggu kestabilan emosional. Bising tinggi dapat menyebabkan perasaan penuh curiga dan marah-marah.
Pihak perusahaan harus tetap mengusahakan suatu pengurangan dari tingkat kebisingan, dengan cara mengurangi bunyi mesin dengan cara membuat mesin yang lebih halus suaranya atau dengan meredam suara mesin, memasang dinding yang kedap suara atau dengan mewajibkan para karyawan memakai alat pelindung pendengaran.

d)      Musik dalam bekerja
memperdengarkan musik pada saat bekerja memiliki pengaruh yang positif dan negative.. hal tersebut tergantung dengan jenis pekerjaannya. Akan berpengaruh positif bila diterapkan pada pekerjaan yang sederhana, rutin dan monoton, sedangkan akan berdampak negative bila diterpkan pada pekerjaan yang lebih membutuhkan konsentrasi yang tinggi.
Jenis musik klasik memberikan dampak yang kurang baik, pada umumnya jenis musik ringan yang dimainkan dengan instrument saja (instrumentalia) yang digunakan sebagai musik pengiring kerja.
Suyatno (1985), berpendapat bahwa musik pengiring kerja harus disesuaikan dengan pertimbangan sebagai berikut:
·         Musik dalam bekerja harus menciptakan efek yang menguntungkan pikiran.
·          Musik tidak akan bernilai bila ada suara yang lebih keras.
·           Musik meriah diperdengarkan secara singkat pada saat memulai pekerjaan akan meningkatkan gairah dan diakhir pekerjaan.
·         Tempo waktu jangan terlalu lambat tetapi juga jangan terlalu cepat.

3.2  Kondisi Lama Waktu Kerja
a)      Jam Kerja
jumlah jam kerja di Indonesia dalam satuan minggu rata-rata 40 jam per minggu, dapat dibagi menjadi 6 hari atau 5 hari kerja
b)      Kerja Paro Waktu Tetap
yang termasuk kedalam kelompok ini adalah para tenaga kerja yang menyukai gaya hidup lentur dan yang masuk dalam kelompok ini adalah mereka yang telah menjalani usia pension (karena dapat meningkatkan pendapatan dan dapat memnuhi kebutuhan akan aktivitas). Pekerjaan ini juga diminati oleh ibu-ibu rumah tangga yang ingin bekerja tetapi berjalan seimbang dengan pekerjaan rumah tangga. Selain itu orang cacat jasmani (yang mengahadapi masalah waktu pergi dan pulang pada pekerjaan) dan orang-orang yang tidak bersedia bekerjafull-time.
c)      4 Hari Perminggu Kerja
Dari hasil penelitian pada perusahaan, 4 hari seminggu kerja lebih dapat meningkatkan produktivitas dan efiensi pekerja dan mengurangi jumlah absensi tenaga kerja. Jadi dalam 4 hari kerja tetap dengan 40 jam tetapi ada juga yang 36 jam.
d)      Jam Kerja Lentur
Amerika dan Jerman, waktu kerja yang ditetapkan adalah 4 hari perminggu, karyawan dapat melappor kerja antara jam 7:30-09.00 dan pulang antara pukul 16.00-17.30. dengan kata lain tenaga kerja bekerja minimal 6,5 jam/ hari dan maksimal 9,5 jam/hari. Penetapan berapa lama  setiap pekerja akan bekerja tergantung perorangan dalam setiap bagian atau seksi. Penerapan jan kerja lentur ternyata berhasil dan memberi beberapa keuntungan terutama maslah kemacetan dan karyawan akan merasa senang dan tenag memulai kerja Penerapan system ini sangat sulit ditetapkan pada system kerja shift (karena ada keterkaitan dengan tenaga kerja lainnya)
Keuntungan bagi tenaga kerja sangat banyak, contohnya: bebas dari aturan waktu, adanya waktu untuk belanja, mampu menepati janji, tidak mungkin datang terlambat, dapat memanfaatkan cuaca yang bagus, dapat menyesuaikan jam-jam kerja apabila tidak enak badan, mengurangi konflik antara kerja dan keluarga.

4.      Sistem Mesin-Manusia
Adalah system dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaannya. Masing-masing komponen tidak akan ada artinya pabila tidak ada komponen lain sebagai pelengkapnya. Ada dua system mesin-manusia yaitu system ikal-terbuka dan system ikal-tertutup
a.         Sistem ikal-terbuka Yaitu suatu masukan memasuki system tertentu, membuat suatu mekanisme kendali bekerja dan terjadilah suatu kegiatan tertentu). contoh: system alat pengaman kebakaran, masukan: derajat panas dalam ruangan, jika suhu panas melampaui batas tertentu, panasnya akan melelehkan sumbat tembaga dalam pipa air dan membiarkan air keluar, setelah suhu ruangan kembali normal system ini tidak akan berhenti dengan sendirinya tetapi harus dibantu oleh operator manusia.

b.       system ikal- tertutup merupakan system yang dapat manusia atur sendiri. Contoh: AC

Sistem mesin-manusia, secara umum digambarkan  prosesnya sebagai berikut:
1)      tenaga kerja menerima masukan dalam bentuk perintah atau instruksi, informasi diterima dari indra penglihatan dan pendengaran.
2)      Masukan diolah, terjadi proses berfikir, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
3)      Tenaga kerja melaksanakan perintahnya, melaksanakan tugasnya dengan mengoprasikan alat atau mesin dengan menggunakan alat-alat operasi atau kendali seperti tombol atau hendel dll.
4)      Mesin melakukan apa yang ia lakukan
5)      Lewat peraga penglihatan/ peraga pendengarab dapat diketahui bagaimana mesin berfungsi. Hasil kerja mesin merupakan keluaran sedangkan bagaimana mesin bekrja merupakan masukan.

Jadi yang perlu diperhatikan adalah apakah keterangan dalam alat peraga dapat ditangkap dengan tepat dan cermat oleh operator manusia. System mesin-manusia juga digunakan untuk merancang ruang kerja dengan berdasarkan prinsip ekonomi atau penghematan gerak serta dari ukuran struktur fisik dari badan manusia.

Schult memberikan 3 prinsip umum dalam rancangan ruang kerja, yaitu:
1.    Semua bahan, peralatan dan persediaan harus terletak berurutan sesuai dengan tingkat penggunaannya.
2.    Alat-alat harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka siap diambil untuk digunakan.
3.    Semua suku cadang dan alat-alat harus berada dalam jarak raih yang mudah dan menyenangkan.

5.      Penyajian Informasi
Alat indra yang paling banyak digunakan dalam bekerja yaitu indra pendengaran dan penglihatan. Dalam merancang konstruksi mesin yang berpengaruh besar terhadap efisiensi kerja, ialah keputusan yang harus diambil tentang peraga apa yang akan digunakan (peraga penglihatan dan pendengaran) sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia.
Penetapan dari saluran komunikasi antara mesin dan manusia tergantung pada jenis informasi, bagaimana informasi akan digunakan, lokasi tenaga kerja, lingkungan tempat tenaga kerja beroperasi, dan sifat dari alat indra itu sendiri (kuping dan mata).
Chapanis (1976), bahwa pada umumnya alat komunikasi visual (TV, tape, dll) sesuai digunakan jika:
·         Pesan yang disampaikan panjang
·         Pesan kelak perlu diacu (perlu digunakan lagi kemudian hari)
·         Pesan berkaitan dengan orientasi ruang dan lokasi
·         Tidak adanya kejadian yang mendesak dalam menyampaikan pesan
·         Pesan disampaikan untuk menyampaikan informasi di tempat-tempat yang ramai
·         Pekerjaan operator memungkinkan dia untuk tetap focus berada di satu tempat (cukup dekat dengan sumber pesan)

Chapanis juga membuat daftar tentang alat-alat komunikasi auditif (bunyi telphon, bel, sinyal tanda awas, gong), tepat digunakan jika:
v  Pesan sederhana
v  Pesan pendek
v  Kecepatan penyampaian penting (tanda “awas”)
v  Pesan tidak perlu diacu dikemudian hari
v  Pesan berkaitan dengan waktu kejadian (tanda “mulai” pada waktu lomba)
v   Operator harus banyak bergerak (polisi lalu lintas)

6. Fungsi-fungsi kendali
            Dalam kebanyakan sistem mesin manusia, operator menerima informasi melalui beberapa alat indranya, mengolah informasi ini dengan berbagai macam cara, untuk kemudian mengambil suatu tindakan. Tindakan ini biasanya dilakukan melalui suatu kendali, misalnya suatu tombol, kenop, engkol atau oengungkit. Hasil penelitian dan pengalaman menunjukan bahwa dengan cara apa alat-alat kendali dirancang dapat mempunyai dampak yang penting terhadap kecepatan dan kecermatan tindakan tenaga kerja dalam mengoperasikan mesin. Dengan kata lain jika alat kendali kurang tepat dapat saja tenaga kerja kurang cepat atau kurang cermat menggunakan alat kendali tersebut sehingga memberikan akibat yang merugikan
Dalam merancang alat kendali harus memperhatikan yaitu:
1.      Jangan sampai ada anggota tubuh yang mendapat beban yang terlalu besar.
2.      Ada kesesuaian antara alat kendali dan gerak
3.      Mencocokan alat kendali dengan lingkungannya, memperhatikan stereotipe tentang kebiasaan gerakan.